Jumat, 09 Juli 2010

Lollypop

1.

TELAT

Imelda Ariestya Putri atau lebih akrab disapa Imel, cewek metropolitan yang nggak pernah ketinggalan gaya di sekolahnya. Cewek cantik berambut panjang ini dikenal sebagai salah satu model di majalah remaja paling terkenal di kotanya. Bukan salahnya kalo banyak cowok di sekolahnya yang berlomba-lomba pengen dapetin dia. Dan, udah banyak juga yang patah hati gara-gara ditolak cintanya sama Imel. Cewek yang satu ini doyan banget sama yang namanya lollypop. Gara-gara itu juga ada satu cowok yang selalu manggil dia miss lollypop. Cowok yang satu ini bisa dibilang musuh bebuyutannya Imel. Cowok yang hampir nggak pernah sekali pun terlihat damai sama Imel. Namanya Chandra Aditama Putra, satu agency sama Imel. Sama-sama model majalah remaja, sama-sama punya banyak penggemar, sama-sama murid SMA Bunga Bangsa, dan sama-sama anak kelas XI IPA 3. Bisa bayangin donk gimana kehidupan sehari-hari mereka berdua yang nggak pernah luput dari yang namanya pertengkaran.

Hari ini Imel sama Chandra sama-sama telat datang ke sekolah, sama-sama nggak ngerjain tugas bahasa indonesia dari Pak Heru dan sama-sama dihukum bersi'in kamar mandi. Kayaknya mereka berdua ini emang kompak banget. Hampir tiap hari kegiatan mereka sama, dan hampir tiap hari juga mereka berantem.

" Ngapain sich lo ikut-ikutan gue mulu? " Tanya Imel dengan nada yang hampir kedengeran sama satu sekolah.

" Beuh, pe-de banget lo?! Siapa juga yang mau ikut-ikutan sama lo? Yang ada lo tuch yang ikut-ikutan sama gue!! " bantah Chandra.

Perdebatan itu mungkin nggak bakalan kelar kalo aja Nadya nggak dateng buat nengahin mereka. Cewek yang satu ini lebih bisa berpikir dewasa daripada Imel sahabatnya. Nadya bukan tipe cewek manja kayak Imel yang emang anak orang kaya. Nadya lebih sederhana dan lebih bisa mengatur keuangannya dengan baik, beda banget sama Imel yang cenderung boros dan suka hidup mewah. Cewek manis yang satu ini punya banyak rahasia yang lebih suka ia pendam sendiri. Rahasia yang bahkan Imel yang merupakan sahabat terbaiknya pun nggak tau.

" Udah dech, kalian ini kapan sich akurnya? " Tanya Nadya sedikit kesal.

" Ntar aja kalo udah lebaran monyet " jawab Imel.

" Iya lebarannya nenek moyang lo " tambah Chandra.

" Enak aja! moyang lo tuch! " bantah Imel.

" Aduh… udahlah! Mending sekarang lo berdua ke ruang guru dech udah ditunggu sama Pak Heru di sana. Katanya mau ada yang diomongin sama kalian berdua. Buruan sana!! " perintah Nadya. Imel dan Chandra pun segera berjalan menuju ruangan guru. Tampak seorang pria berkacamata tebal sedang duduk di salah satu kursi. Wajahnya tampak bengis seakan siap menerkam Imel dan Chandra.

" Duduk!! " perintahnya pada dua siswanya yang tampak ketakutan. Imel dan Chandra pun duduk tepat di depan pria itu. Mereka hanya menundukkan kepala tanpa mengatakan sepatah kata pun. " Kalian berdua ini kapan mau sadarnya? " tanyanya dengan nada marah. " Saya khan sudah berkali-kali bilang sama kalian, JANGAN PERNAH TERLAMBAT MASUK KELAS SAYA!! Tapi kenapa kalian masih saja terlambat? " teriaknya. " Maaf pak… " jawab Imel dan Chandra bersamaan. " Sebagai hukumannya kalian berdua harus membuat karangan bebas untuk dimuat di mading dan majalah sekolah selama dua bulan " tambah pak Heru. Seketika Imel dan Chandra tercengang mendengar kata-kata pak Heru. " Hah? dua bulan pak? Karangan bebas? " Tanya Chandra tak percaya. " Yah, pak yang bener aja donk. Masa kita disuruh bikin karangan bebas buat mading sama majalah sekolah selama dua bulan? Kita khan sibuk pak " tambahnya.

" Iya pak, saya sama dia ini khan masih banyak kerjaan di luar. Masa sich bapak tega sama kita? " tambah Imel dengan nada sedikit memelas.

" Bener tuch pak yang dibilang sama Imel. Apalagi bapak khan tau saya ini paling nggak bisa ngarang " Chandra menambahkan.

" Ah, sudah! Kalian berdua ini sama saja! Kalo kalian tidak mau saya akan menambah masa hukuman kalian menjadi tiga bulan. Mau kalian? "

" Yah, pak jangan donk. Dua bulan aja ogah gimana tiga bulan " jawab Chandra.

Imel menganggukkan kepalanya tanda setuju dengan kata-kata Chandra. " Ya sudah kalo begitu. Jangan banyak bicara! Kalian ini selalu saja membantah kalo diberi tugas " kata Pak Heru. " Satu lagi saya mau kalian bekerja sama dalam menyelesaikan tugas ini. Saya tidak mau mendengar kalian berantem lagi " tambahnya.

" Yah, pak masa saya musti kerja sama sama cewek manja kayak dia? Jangan dech pak " protes Chandra.

" Iya pak, lagian saya juga ogah kerja sama sama cowok sok kecakepan kayak dia " tambah Imel.

" Pokoknya saya tidak mau tau. Kalian berdua harus bekerja sama. Kalo tidak hukuman kalian saya tambah lagi. Gimana? " jawab pak Heru. Mereka berdua hanya bisa pasrah menerima keputusan dari guru bahasa Indonesia yang sekaligus wali kelas mereka itu. " Ya sudah, sekarang kalian kembali ke kelas. Jangan lupa tugas kalian tadi mulai dikumpulkan lusa " tambahnya.

" Hah? Lusa? " teriak Imel dan Chandra bersamaan. " Iya lusa. Tidak ada tawar menawar lagi. Jangan lupa ya kalian berdua harus bekerja sama dengan baik, harus kompak. Tadi khan kalian sudah kompak waktu nawar tugas yang saya berikan " jawab pak Heru sambil tersenyum. Sementara Imel dan Chandra hanya bisa tersenyum kecut mendengar ucapan wali kelas mereka itu. Mereka berdua melangkahkan kaki menuju ke kelas dengan wajah yang kusut. Mereka berjalan tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

" Apa Mel? Lo disuruh bikin karangan bebas buat mading sama majalah sekolah selama dua bulan sama pak Heru? " Tanya Nadya tak percaya. Imel mengangguk membenarkan kata-kata Nadya. " Dan lo tau nggak Nad, yang lebih parah lagi gue disuruh kerja sama sama si monyet jelek itu " tambah Imel kesal.

" Monyet jelek maksud lo Chandra? "

" Ya iyalah Chandra. Emang siapa lagi yang dihukum barengan sama gue selain dia? "

" Hahahaha… bagus dech, sapa tau abis nech lo berdua bisa akur " komentar Nadya sambil tertawa.

" Hai Mel " seorang cowok keren tiba-tiba duduk di sebelah Imel. " Ehm, kayaknya gue musti ke perpus dech nyari buku. Gue duluan ya Mel " kata Nadya seraya berjalan meninggalkan Imel dan cowok itu. " Kenapa sich kok cemberut gitu? " Tanya cowok berkacamata itu sambil tersenyum.

" Lagi bĂȘte aja " jawab Imel singkat.

" Emang bĂȘte kenapa sich Mel? "

" Itu pak Heru. Masa gue disuruh bikin karangan bebas buat mading sama majalah sekolah selama dua bulan cuma gara-gara gue sering telat masuk kelas dia? " jawab Imel sedikit emosi.

" Ya udah lah, masih untung cuma disuruh bikinnya selama dua bulan khan? "

" Iya, tapi khan gue juga punya kerjaan lain. Bukan cuma ngurusin karangan bebas itu doank "

" Ya udah ntar gue bantuin dech. Gimana? "

"Beneran lo mau bantuin gue? " Tanya Imel dengan wajah sumringah.

" Iya beneran. Masa iya gue nggak mau bantuin cewek gue ndiri? " jawab cowok yang ternyata adalah pacar Imel itu sambil tersenyum.

" Hmm… makasih ya Rey. Lo emang cowok gue yang paling baik " puji Imel sambil tersenyum bahagia. " Ya udah kita ke kelas aja yuk " tambah Imel sambil menarik tangan pacarnya itu. Mereka melangkah meninggalkan kantin sekolah yang udah mulai ramai dan penuh sesak sama anak-anak yang pada mau jajan.

Di koridor sekolah mereka bertemu dengan Nida, anak kelas satu yang bergabung dalam OSIS SMA Bunga Bangsa. " Ehm, maaf kak. Kak Reymon dipanggil sama Pak Kusni " kata gadis manis itu lembut. " Oh, ya udah gue ke sana dech. Makasih ya Nid " jawab cowok bernama Reymon itu. Reymon anak kelas XII IPA 1 yang merupakan kakak kelas Imel sekaligus pacarnya yang menjabat sebagai ketua OSIS SMA Bunga Bangsa. Cowok berkacamata ini tergolong cowok yang berprestasi di bidang akademik di sekolahnya. Berbeda dengan Chandra maupun Imel yang berprestasi di bidang non akademik. Reymon melangkahkan kakinya menuju ruang guru dan meninggalkan Imel di koridor.

" Heh miss lollypop! " seseorang yang udah nggak asing lagi berteriak tepat di telinga Imel. " Ah… apaan sich lo? Kuping gue bisa budek ntar gara-gara denger suara cempreng lo! " omelan Imel membuat anak-anak yang lewat di koridor menoleh pada mereka berdua. Dan, seperti biasa di sana terjadi perdebatan sengit antara Imel dan Chandra.


 

" Kring…. " bel masuk udah bunyi, tapi miss lollypop sekolah masih sibuk ngrayu pak satpam supaya dibukain pintu gerbang yang udah terlanjur ditutup. " Aduh pak, bukain donk pintunya…! Saya khan baru telat lima menit doank pak…! " pinta Imel sambil memasang muka memelas di hadapan pak satpam yang terkenal dislipin banget itu. Pak satpam menggelengkan kepalanya dengan tegas. " Yah, pak… ayo donk ntar saya kasih lollypop dech buat bapak. Kalo perlu saya kasih sekarung dech ntar " rayu Imel.

" Dasar miss lollypop bego! Satpam disogok pake lollypop. Kalo mau nyogok orang tuch pake duit, mobil, rumah, ini pake lollypop. Mana ada yang mau? " sahut musuh bebuyutannya dari dari dalam gerbang. " Yew… berisik lo! " teriak Imel.

" Ehm…Ehm… " suara batuk yang dibuat-buat itu bikin mereka berdua diem.

" Kalian ini suka banget sich berantem? " Tanya bapak-bapak dengan kumis tebal yang berjalan mendekat ke arah pintu gerbang. " Imel, kamu ini selalu saja terlambat! Kapan sich kamu itu nggak telat masuk sekolah? Mau jadi apa kamu ini? " Tanya guru yang paling killer di sekolahnya itu. " Maaf dech pak, soalnya saya telat bangun tadi pagi " jawab Imel sambil menundukkan kepala. " Sudah berapa kali kamu kasih saya alasan seperti itu? Ini mungkin sudah keseribu kalinya kamu ngomong begitu sama saya " teriaknya. Imel semakin menundukkan kepalanya. Cewek berambut panjang itu terlihat ketakutan sekarang.

Di belakang guru killer itu, musuh bebuyutan Imel, Chandra, tertawa terbahak-bahak melihat musuh bebuyutannya itu kena semprot. " Chandra! Diem kamu! " teriak guru killer itu. " Kamu ini sama saja! Cepat masuk kelas sana! " perintahnya. Kapten tim basket sekolah itu langsung ngacir menuju ke kelasnya. Sementara Imel masih harus mendengar ceramah dari guru paling killer di sekolahnya itu sebelum ia diperbolehkan masuk kelas.

" Chandra, tumben kamu telat sendirian? Biasanya barengan sama Imel " Tanya bu Siska guru biologi di kelas mereka. " Hu…. " anak-anak sekelas berteriak mendengar pertanyaan bu Siska pada Chandra. " Yah, ibu tega banget ngomong begitu? Saya khan bosen tiap hari telat mulu bareng sama si miss lollypop itu. Jadi hari ini boleh donk masuknya sendirian? " jawabnya sambil tertawa. " Hmm… memangnya kamu nggak ketemu Imel? " Tanya bu Siska lagi. " Ketemu sich bu, di depan. Tapi saya nyampe sekolah lima menit sebelum dia nyampe " jawab Chandra diiringi tawa seisi kelasnya. " Truz, Imelnya sekarang mana Ndra? " celetuk Doni temen sekelasnya. " Dia masih dengerin ceramah dari pak Yoga di depan gerbang " jawab Chandra enteng. " Sudah sudah! Chandra sekarang kamu duduk. Kita mulai pelajaran kita hari ini " potong bu Siska.

Jam istirahat, seperti biasa Imel sama Nadya nongkrong di kantin sambil bergosip ria. Biasa cewek, ngomongin apalagi kalo bukan ngomongin masalah cowok. Dan cowok yang jadi obrolan mereka kali ini adalah Chandra Aditama Putra, kapten tim basket SMA Bunga Bangsa yang juga temen kerjanya Imel dan musuh bebuyutannya Imel.

" Mel, kenapa sich lo itu nggak pernah akur sama Chandra? " Tanya Nadya sambil makan coklat pemberian Imel. " Hah? Akur? Sama si monyet cempreng itu? Ngaco lo Nad " jawab Imel sambil menikmati lollypopnya.

" Emang apa salahnya sich akur sama temen sendiri? Lagian dia khan partner kerja lo juga? "

" Aduh Nadya, plizz dech gue itu nggak bakalan mungkin bisa akur lagi sama dia! "

" Imel, Imel, emang sebenernya kalian tuch punya masalah apa sich? Sampe segitunya? Kalo cuma ledek-ledekan doank mah, ngapain juga mpe segitu bencinya? Ati-ati lo Mel, ntar bisa-bisa lo naksir lagi sama Chandra "

" Masalahnya tuch bukan cuma gara-gara itu doank Nad. Masih banyak yang laen. Lagian gue nggak mungkin naksir sama monyet cempreng itu. Gue bukan tipe orang yang suka ingkar janji Nad "

" Ingkar janji gimana maksud lo? " Nadya penasaran dengan jawaban Imel barusan.

" Eh, nggak kok. Nggak apa-apa. Udah ah nggak usah ngomongin monyet cempreng itu lagi. Malay gue " Imel mencoba mengalihkan perhatian Nadya dengan menunjuk satu cowok yang duduk di ujung. Cowok itu melihat ke arah mereka sambil tersenyum. Imel melambaikan tangannya pada cowok berambut cepak itu. Cowok itu berjalan menghampiri Imel dan Nadya yang terlihat sedikit gugup.